Profil Desa Menoreh

Ketahui informasi secara rinci Desa Menoreh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Menoreh

Tentang Kami

Profil Desa Menoreh, Salaman, Magelang. Kenali potensinya sebagai "jantung" Perbukitan Menoreh, pusat agribisnis kopi robusta, dan desa dengan warisan sejarah perjuangan serta keindahan alam yang memesona.

  • Jantung Perbukitan Menoreh

    Nama desa ini, Menoreh, secara langsung mengikat identitasnya pada kawasan Perbukitan Menoreh yang legendaris, menjadikannya representasi dari kehidupan, sejarah, dan potensi alam di wilayah tersebut.

  • Sentra Agribisnis Kopi Menoreh

    Desa Menoreh merupakan salah satu sentra utama penghasil Kopi Robusta berkualitas di Magelang, yang dikenal sebagai "Kopi Menoreh", menjadi motor penggerak ekonomi agraris desa.

  • Warisan Sejarah dan Potensi Wisata Alam

    Wilayahnya yang merupakan bagian dari rute perjuangan Pangeran Diponegoro dan memiliki lanskap perbukitan yang indah menjadikan desa ini kaya akan warisan sejarah dan berpotensi besar sebagai destinasi wisata alam.

XM Broker

Di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, terdapat sebuah desa yang namanya lebih dari sekadar penanda geografis; ia adalah sebuah warisan. Desa Menoreh adalah jantung dan representasi dari kawasan perbukitan yang membentang gagah di selatan Jawa Tengah: Perbukitan Menoreh. Di sini, di punggung-punggung bukit yang sarat akan kisah sejarah perjuangan, aroma wangi bunga kopi berpadu dengan ketangguhan masyarakat agraris. Desa Menoreh bukan hanya sebuah pemukiman, melainkan sebuah simbol dari kekayaan alam, denyut nadi agribisnis kopi dan penjaga cerita dari perbukitan legendaris yang menjadi namanya.

Warisan Sejarah di Punggung Bukit

Nama "Menoreh" sendiri memiliki akar sejarah yang sangat dalam. Perbukitan Menoreh dikenal luas dalam babad dan sejarah nasional sebagai basis pertahanan dan jalur gerilya bagi para pahlawan, yang paling terkenal adalah Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa (1825-1830). Desa Menoreh, yang terletak di jantung perbukitan ini, secara turun-temurun menjadi bagian dari narasi besar tersebut.Para leluhur penduduk desa adalah saksi, dan bahkan mungkin bagian, dari peristiwa-peristiwa bersejarah itu. Cerita-cerita tentang goa-goa persembunyian, jalur-jalur rahasia, dan semangat perjuangan melawan penjajah menjadi folklor yang diwariskan dari generasi ke generasi. Identitas sebagai desa pejuang ini membentuk karakter masyarakat yang tangguh, mandiri, dan memiliki ikatan yang kuat dengan tanah warisan mereka. Hidup di Desa Menoreh berarti hidup di atas panggung sejarah.

Geografi dan Demografi: Kehidupan di Ketinggian Menoreh

Desa Menoreh menempati lanskap perbukitan yang terjal dan bergelombang. Posisinya berada pada ketinggian antara 400 hingga 700 meter di atas permukaan laut, memberikan iklim yang sejuk dan sangat berbeda dari desa-desa di dataran rendah Salaman. Topografi yang menantang ini telah diubah oleh warganya menjadi lahan-lahan produktif dengan sistem terasering dan agroforestri.Secara administratif, Desa Menoreh memiliki luas wilayah sekitar 480 hektare. Batas-batas wilayahnya meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Paripurno

  • Berbatasan dengan Desa Sidoagung

  • Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Purworejo

  • Berbatasan dengan Desa Kalirejo

Berdasarkan data kependudukan per September 2025, jumlah penduduk Desa Menoreh diperkirakan sekitar 4.900 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.020 jiwa per kilometer persegi. Sebagian besar penduduknya adalah petani yang mengkhususkan diri pada tanaman keras dan perkebunan, terutama kopi.

Emas Hitam Menoreh: Jantung Agribisnis Kopi Robusta

Jika desa-desa di bawahnya dikenal dengan tembakau, maka Desa Menoreh adalah kerajaan bagi "emas hitam" yang lain: Kopi. Iklim sejuk, ketinggian yang ideal, dan tanah vulkanik di lereng Menoreh menciptakan terroir yang sempurna untuk budidaya Kopi Robusta berkualitas tinggi. Kopi dari wilayah ini dikenal luas sebagai "Kopi Menoreh".Agribisnis kopi menjadi tulang punggung utama perekonomian desa, yang melibatkan hampir setiap keluarga dalam rantai nilainya:

  1. Budidaya: Para petani merawat pohon-pohon kopi mereka di kebun-kebun campuran (agroforestri), sering kali di bawah naungan pohon-pohon lain seperti sengon atau tanaman buah.

  2. Panen Raya: Musim panen kopi, yang ditandai dengan memerahnya buah ceri kopi, adalah periode paling sibuk. Para petani akan memetik buah kopi secara selektif (petik merah) untuk menjamin kualitas terbaik.

  3. Pengolahan Pascapanen: Ini adalah tahap di mana keahlian petani Menoreh diuji. Mereka mengolah ceri kopi menjadi biji kopi siap sangrai melalui berbagai metode, seperti proses natural (kering) atau madu (honey process), yang masing-masing menghasilkan profil rasa yang unik.

  4. Pemasaran: Biji kopi (green bean) dari Desa Menoreh dipasok ke berbagai kedai kopi (coffee shop), penyangrai (roastery), dan pasar yang lebih luas, baik di Magelang, Yogyakarta, maupun kota-kota besar lainnya.

Banyak pemuda desa yang kini juga terlibat sebagai barista atau pengolah kopi, menunjukkan adanya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah di tingkat desa.

Pertanian Polikultur yang Lestari

Meskipun kopi menjadi primadona, masyarakat Desa Menoreh menerapkan sistem pertanian polikultur yang bijaksana. Pohon kopi tidak ditanam sendirian. Ia tumbuh bersama tanaman-tanaman produktif lainnya yang membentuk sebuah ekosistem kebun yang sehat dan lestari:

  • Tanaman Rempah: Kapulaga, lada, dan cengkeh sering kali ditanam sebagai tanaman sela.

  • Pohon Buah: Alpukat, durian, dan manggis menjadi sumber pendapatan tambahan.

  • Tanaman Kayu: Pohon albasia dan jati ditanam sebagai investasi jangka panjang.

Sistem ini tidak hanya memberikan diversifikasi pendapatan, tetapi juga menjaga kesehatan tanah, mencegah erosi di lahan miring, dan menciptakan lanskap yang hijau dan asri.

Dinamika Sosial Komunitas Petani Kopi

Komunitas di Desa Menoreh sangat erat. Kelompok-kelompok tani (poktan) memegang peran sentral, tidak hanya sebagai wadah untuk mendapatkan bantuan pemerintah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran. Di sinilah para petani berbagi ilmu tentang teknik budidaya kopi modern, metode pascapanen yang inovatif, dan strategi pemasaran bersama.Semangat gotong royong masih sangat kental, terutama saat musim panen di mana para tetangga akan saling membantu. Budaya "ngopi" juga bukan sekadar gaya hidup, melainkan bagian dari ritual sosial, tempat di mana warga berkumpul, berdiskusi, dan mempererat ikatan sambil menikmati hasil dari kebun mereka sendiri.

Tantangan dan Potensi Wisata Sejarah-Alam

Sebagai desa di perbukitan, Menoreh menghadapi tantangan klasik seperti aksesibilitas infrastruktur dan risiko tanah longsor. Di sektor ekonomi, fluktuasi harga kopi di pasar dunia menjadi ancaman konstan bagi stabilitas pendapatan petani.Namun di balik tantangan tersebut, Desa Menoreh menyimpan potensi luar biasa yang belum tergarap sepenuhnya, yaitu pariwisata. Potensi ini bersandar pada dua pilar utama:

  1. Wisata Sejarah dan Edukasi: Desa ini dapat mengembangkan paket wisata napak tilas rute gerilya Pangeran Diponegoro, mengunjungi goa-goa atau situs-situs bersejarah yang ada di wilayahnya.

  2. Agrowisata Kopi: Menawarkan pengalaman "dari kebun ke cangkir" (from bean to cup). Wisatawan dapat diajak ikut memanen ceri kopi, belajar proses pengolahannya, mencoba menyangrai biji kopi secara tradisional, hingga menyeduh dan menikmati kopi asli Menoreh langsung di sumbernya.

  3. Wisata Alam: Keindahan lanskap perbukitan Menoreh dengan pemandangannya yang memukau sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam, seperti gardu pandang, jalur trekking, atau area perkemahan.

Dengan mengintegrasikan kekayaan sejarah, potensi agribisnis kopi, dan keindahan alamnya, Desa Menoreh berpeluang besar untuk bertransformasi menjadi sebuah desa wisata premium yang menawarkan pengalaman yang otentik dan mendalam. Desa ini bukan hanya menjual produk, tetapi juga menjual cerita, sejarah, dan sebuah pengalaman hidup yang menyatu dengan alam legendaris Perbukitan Menoreh.